Doa adalah bentuk ungkapan ketundukan seorang hamba kepada Rabbnya dan pengakuan akan kelemahan dirinya bahwa hanya kepada-Nya lah tempat untuk memohon doa dan mengadu segala permasalahan.
Dialah Rabb Yang Maha Kuasa dan Maha mengabulkan setiap doa hamba-Nya, sebagaimana terdapat dalam Al-Quran Surah Ghafir Ayat 60: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu.”
Doa Nabi Daud ‘alaihis salam berikut bagus untuk diamalkan di dalamnya berisi meminta cinta Allah.
: وَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
كَانَ مِنْ دُعَاءِ دَاوُدَ يَقُوْلُ : اللَّهُمَّ ! إِنِّي أَسْألُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ ، وَالعَمَلَ الَّذِي يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ . اللَّهُمَّ ! اِجْعَلْ حُبَّكَ أَحَبَّ إِليَّ مِنْ نَفْسِيْ وَأَهْلِي ، وَمِنَ المَاءِ البَارِدِ
رَوَاهُ التِّرْمِذِي وَقاَلَ : حَدِيْثٌ حَسَنٌ
Dari Abu Ad-Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “ Di antara doa Nabi Daud adalah ‘ALLOHUMMA INNI AS-ALUKA HUBBAK, WA HUBBA MAYYUHIBBUK, WAL ‘AMALA ALLADZI YUBALLIGHUNII HUBBAK. ALLOHUMMAJ’AL HUBBAKA AHABBA ILAYYA MIN NAFSII WA AHLII WA MINAL MAA-IL BAARID’
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu untuk selalu cinta kepada-Mu, mencintai orang yang selalu mencintai-Mu, dana mal yang dapat menyampaikanku untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta kepada-Mu melebihi cintaku terhadap diriku sendiri, keluarga, dan air yang dingin).” (HR. Tirmidzi, ia mengatakan bahwa hadits ini hasan)
Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilaly menyatakan bahwa hadits ini dhaif. Hadits ini dikeluarkan oleh Tirmidzi (3556), Al-Hakim (2:433), Ibnu ‘Asakir (5/352/2). Tirmidzi menilai hadits ini hasan gharib. Al-Hakim menilai hadits ini sahih secara sanad.
Hadits ini walaupun dhaif, ada hadits-hadits sahih sebagai penguatnya.
Boleh meriwayatkan hadits dhaif dengan tiga syarat:
- Hadits tersebut tidak terlalu dhaif.
- Hadits tersebut punya makna yang sahih dari riwayat sahih lainnya.
- Tidak boleh diyakini kalau Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakannya.
Lihat Fatwa Al-Islam Sual wa Jawab, no. 180529.
Kita didorong untuk meraih cinta Allah dan berusaha mendapatkannya.
Cinta Allah bisa didapati dengan:
- Zuhud pada dunia dengan cara tidak banyak mengharap dunia dan mengeluarkan kecintaan pada dunia dalam hati.
- Mengenal Allah, inilah asal seseorang bisa mencintai Allah.
- Membaca Al-Quran dan merenungkannya (tadabbur).
- Kecintaan pada Allah lebih diunggulkan daripada yang lainnya.
Sumber:
Bahjah An-Nazhirin Syarh Riyadh Ash-Shalihin. Cetakan pertama, Tahun 1430 H. Syaikh Salim bin ‘Ied Al-Hilali. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. https://islamqa.info/ar/answers/180529/Arrahmah.com