Allah SWT memiliki 20 sifat wajib yang harus diketahui oleh seorang muslim. Sifat-sifat itu dikelompokkan menjadi 4 yakni: Sifat Nafsiyah, Sifat Salbiyah, Sifat Ma'ani dan sifat Sifat Ma'nawiyah.
Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Dzat Allah. Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu wujud yang artinya, "ada".
Sementara sifat Salbiyah adalah sifat yang meniadakan adanya sifat sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, atau sifat yang tidak layak dengan kesempurnaan Dzat-Nya. Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu: qidâm, baqâ', mukhâlafatu lil hawâditsi, qiyâmuhu binafsihi, dan wahdâniyat.
Ada pun sifat Ma'ani, yaitu sifat- sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Yang termasuk sifat ma'ani ada tujuh yaitu: qudrat, irâdat, 'ilmu, hayât, sama', bashar, kalam.
Terakhir yang termasuk sifat Ma'nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma'ani. Sifat ma'nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat ma'ani tentu ada sifat ma'nawiyah. Bila sifat ma'ani telah didefinisikan sebagai sifat yang ada pada sesuatu yang disifati yang otomatis menetapkan suatu hukum padanya, maka sifat ma'nawiyah merupakan hukum tersebut.
Artinya, sifat ma'nawiyah merupakan kondisi yang selalu menetapi sifat ma'ani. Sifat 'ilm misalnya, pasti dzat yang bersifat dengannya mempunyai kondisi berupa kaunuhu 'âliman (keberadannya sebagi Dzat yang berilmu). Dengan demikian itu, sifat ma'nawiyyah juga ada tujuh sebagaimana sifat ma'ani.
Berikut ini 20 sifat wajib Allah SWT dan penjelasannya:
1. Wujud — ﻭﺟﻮﺩ
Wujud artinya "ada", maka mustahil Allah bersifat "tiada". Sifat wajib Allah dan dalilnya firman Allah dalam Al-Quran:
Dalil Aqli
Adanya semesta alam yang kita lihat cukup untuk dijadikan sebagai alasan bahwa Allah itu ada, sebab tidak masuk akal seandainya ada sesuatu yang dibuat tanpa ada yang membuatnya.
Dalil Naqli
جلقالسموات والارض وما بينهمافي ستةايام ﷲالذى
“Allahlah menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya dalam (waktu) enam hari.” (QS. AS sajdah:4)
2. Qidam — ﻗﺪﻡ
Qidam artinya dahulu dan awal. Sifat mustahilnya Hudus artinya baru.
Sifat Allah ini menandakan bahwa Allah sebagai Pencipta yang lebih dulu Ada daripada semesta alam (yang Ia ciptakan).
Dalilnya adalah firman Allah:
Dalil aqli
Qidam hakikatnya adalah menafikan bermulanya wujud Allah SWT. Seandainya Allah tidak qodim, mesti Allah hadits, sebab tidak ada penengah antara hadits dan qodim. Apabila Allah hadits maka mesti membutuhkan muhdits (yang membuat nya) mislakan A, dan muhdits A mesti membutuhkan Muhdits yang lain, misalnya B. Kemudian muhdits B mesti membutuhkan muhdits yang lain juga, misalnya C. Begitulah seterusnya (tidak ada ujung), maka dikatakan tasalsul (peristiwa berantau), dan apabila yang ujung membutuhkan kepada Allah maka dikatan daur (peristiwa berputar). Setiap tasalsul dan daur adalah mustahil menurut akal sehat. Maka setiap yang mengakibatkan tasalsul dan daur, yaitu hudutsnya Allah adalah mustahil, maka Allah wajib dan pasti bersifat Qidam.
Dalil Naqli
هوالاول والاخروالظاهروالباطن
“Dialah yang awal dan yang akhir Yang zhohir dan yang bathin.” (QS. Al-Hadid:3)
3. Baqa' — ﺑﻘﺎﺀ
Maksudnya Allah maha kekal. Tidak akan punah, binasa, atau mati. Dia akan tetap ada selamanya.
Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur'an :
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak wajib Baqa’ (kekal), maka tidak akan disifati Qidam. Sedangkan Qidam tidak bisa dihilangkan dari Allah berdasarkan dalil yang ada dalam sifat Qidam (dahulu).
Dalil Naqli
كلشئ هالك إلاوجهه
“Tiap sesuatu akan binasa (lenyap) kecuali Dzat-nya.” (QS. Qoshos:88)
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو ٱلْجَلَٰلِ وَٱلْإِكْرَام
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Rabb mu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan". (QS. Ar - Rahman : 26-27)
4. Mukholafatul Lilhawaditsi — ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Mukholafatul Lilhawaditsi artinya berbeda dengan ciptaan-Nya. Sifat ini menunjukkan bahwa Allah SWT berbeda dengan yang ia ciptakan, tidak ada hal di dunia ini yang menyerupainya.
Dalil Aqli
Apabila Allah menyerupai makhluknya, niscaya Allah dalah baru (Hadits), sedangkan Allah baru adalah sebuah hal yang mustahil.
Dalil Naqli
ليس كمثله شيئ وهوالسميع البصير
“Tidak ada sesuatu apapun yang serupa dengan Nya (Allah), dan dia lah (Allah) yang maha mendengar lagi maha melihat.” (QS. Asy-Syuuro:11).
5. Qiyamuhu Binafsihi — ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Maksudnya Allah itu berdiri sendiri, tidak bergantung pada apapun dan tidak membutuhkan bantuan siapapun. Maksudnya, keberadaan Allah SWT itu ada dengan sendirinya tidak ada yang mengadakan atau menciptakan.
Dalil Aqli
Seadainya Allah membutuhkan dzat, niscaya Allah adalah sifat, sebab hanya sifatlah yang selalu membutuhkan dzat, sedangkan dzat selamanya tidak membutuhkan dzat lain untuk berdirinya.
Apabila Allah “Sifat” adalah mustahil, sebab apabila Allah “sifat”, maka Allah tidak akan disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah, sedangkan sifat tersebut adalah termasuk sifat-sifat yang wajib bagi Allah berdasarkan dalil-dalil tertentu. Berarti apabila Allah tidak disifati dengan sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah adalah salah (Bathil), dan batal pula sesuatu yang mengakibatkannya, yaitu butuhnya Allah kepada dzat. Apabila batal butuhnya Allah kepada dzat maka tetap Maha kaya (istighna)nya Allah dari dzat.
Seandainya Allah membutuhkan sang pencipta, niscaya Allah baru (Hadts), sebab yang membutuhkan pencipta hanyalah yang baru sedangkan dzat qodim tidak membutuhkannya. Dan mustahil Allah Hadits, karena segala sesuatu yang hadits harus membutuhkan sang pencipta (mujid) yang kelanjutannya akan mengakibatkan daur (peristiwa berputar) atau tasalul (peristiwa berantau).
Dalil Naqli
إن اﷲ لغنى عن العا لمين
"Sesungguhnya Allah benar - benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari alam semesta". (QS. Al - Ankabut : 6)
6. Wahdaniyah — ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Wahdaniyah artinya esa atau tunggal. baik itu Esa zat-Nya, sifat-Nya, maupun perbuatannya. Esa zat-Nya maksudnya zat Allah bukanlah hasil dari penjumlahan dan perkiraan atau penyatuan satu unsur dengan unsur yang lain. Esa sifat-Nya artinya semua sifat-sifat kesempurnaan bagi Allah SWT tidak sama dengan sifat-sifat pada mahluk yang diciptakan Nya. Esa perbuatan-Nya berarti Allah SWT berbuat sesuatu tidak dicampuri oleh perbuatan mahluk lain dan tanpa membutuhkan proses atau waktu. Allah SWT berbuat karena kehendak-Nya sendiri tanpa ada yang bisa mencampurinya.
Dalil Naqli
لوكان فيهماالهةإلااﷲ لفسد تا
“Seandainya di langit dan dibumi ada tuhan-tuhan selain Allah, niscaya langit dan bumi akan rusak.” (QS. Al Anbiya:22)
7. Qudrat — ﻗﺪﺭﺓ
Qudrat artinya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan Allah SWT, atas segala sesuatu itu mutlak, tidak ada batasnya dan tidak ada yang membatasi, baik terhadap zat-Nya sendiri maupun terhadap makhluk-Nya. Berbeda dengan kekuasaan manusia ada batasnya dan ada yang membatasi.
Dalil Aqli
Jika Allah tidak berkemampuan maka Allah lemah(‘Ajzun), dan apabila Allah lemah maka tidak akan mampu menciptakan makhluk hidup maupun seluruh alam semesta ini.
Dalil Naqli
إن اﷲعلى كل شيى قد ير
“Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah:20)
8. Iradat — ﺇﺭﺍﺩﺓ
Iradat artinya berkehendak. Apabila Allah berkehendak maka jadilah hal itu dan tidak ada seorangpun yang dapat mencegah-Nya.
Dalil Aqli
Seandainya allah tidak bersifat berkehendak niscaya bersifat terpaksa (karohah), dan allah bersifat terpaksa adalah mustahil karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi tidak disifatinya Allah dengan sifat qudrot adalah hal yang mustahil, sebab hal itu akan berakibat lemahnya Alla, sedangkan lemahnya Allah merupakan hal yang mustahi, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
ان ربك فعال لمايريد
"Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki". (QS. Hud : 107)
9. Ilmun — ﻋﻠﻢ
Ilmun artinya mengetahui dan Allah SWT mengetahui atas segala sesuatu. artinya ilmu Allah tidak terbatas dan tidak pula dibatasi. Allah SWT mengetahui segala sesuatu yang ada di alam semesta, baik yang tampak maupun yang gaib. Bahkan, apa yang dirahasiakan didalam hati manusia sekali pun.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tak berilmu niscaya tidak akan berkehendak, sedangkan allah tidak berkehendak adalah mustahil, karena tidak akan disifati qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan qudrot adalah mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah. Sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu sedikitpun.
Dalil Naqli
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ
"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya". (QS. Qaf : 16)
10. Hayat — ﺣﻴﺎﺓ
Hayat berarti hidup dan tidak pernah mati ataupun musnah. Kekal selamanya. Artinya Hidupnya Allah tidak ada yang menghidupkannya melainkan hidup dengan zat-Nya sendiri karena Allah Maha Sempurna, berbeda dengan makhluk yang diciptakan-Nya.
Dalil Aqli
Seandainya Allah tidak hidup maka tidak akan disifati Qudrot, akan tetapi Allah tidak disifati dengan Qudrot merupakan hal mustahil, sebab akan berakibat lemahnya Allah, sedangkan lemahnya Allah adalah hal yang mustahil, karena tidak akan mampu membuat sesuatu barang sedikitpun.
Dalil Naqli
وَتَوَكَّلْ عَلَى ٱلْحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِۦ ۚ وَكَفَىٰ بِهِۦ بِذُنُوبِ عِبَادِهِۦ خَبِيرًا
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujiNya". (QS. Al - Furqon : 58)
11. Sama' — ﺳﻤﻊ
Sama' artinya mendengar. Allah SWT maha mendengar baik yang diucapkan maupun yang disembunyikan. Allah SWT dapat mendengar semua suara yang ada di alam semesta. Tidak ada suara yang terlepas dari pendengaran Allah SWT walaupun suara itu sangat pelan.
Pendengaran Allah SWT berbeda dengan pendengaran Ciptaan-Nya karena Ia tidak terhalang oleh suatu apapun, sedangkan pendengaran Ciptaan-Nya dibatasi oleh ruang dan waktu.
وَاللَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Dan Allah-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui". (QS. Al - Maidah : 76)
12. Basar
Basar artinya Allah SWT melihat segala sesuatu. Penglihatan Allah tak terbatas, Dia mengetahui apapun di dunia ini.
Ayat yang menjelaskan dalam Al Quran :
"Dan Allah melihat atas apa yang kamu kerjakan". (QS. Al - Hujurat : 18)
13. Qalam
Artinya berkata. Allah bisa berbicara atau berkata secara sempurna tanpa bantuan apapun. Ayat yang menjelaskan dalam Al Quran :
"Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya". (QS. Al - A'raf : 143)
14. Qadirun
Allah yang maha kuasa. Ayat yang menjelaskan dalam Al Quran :
"Hampir kilat itu menyambar pengelihatan mereka. Setiap kali sinar itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka berhenti. jika Allah menghendaki, niscaya dia melenyapkan pendengaran dan pengelihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (QS. Al - Baqarah : 20)
15. Muridan
Jika Allah berkehendak maka tidak akan ada yang bisa menolaknya. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur'an :
"Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksanya terhadap apa yang Dia kehendaki". (QS. Hud : 107)
16. 'Alimun
Yang mengetahui segala sesuatu. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur'an :
"Dan Allah Maha Mengetahui sesuatu" ... (QS. An - Nisa : 176)
17. Hayyun
Yang Hidup. Allah adalah dzat yang hidup dan tidak akan mati. Ayat yang menjelaskan dalam Al Qur'an :
"Dan bertakwalah kepada Allah yang hidup, yang tidak mati, dan bertasbihlah denga memuji-Nya. Dan cukuplah dia Maha Mengetahui dosa - dosa hambaNya". (QS. Al - Furqon : 58)
18. Sami'an
Sami'an artinya yang mendengar. Allah SWT mendengar pembicaraan manusia dan doa hambanya.
19. Bashiran
Bashiran adalah yang maha melihat. Allah bisa melihat tiap-tiap perbuatan umatnya.
20. Mutakallimun
Artinya yang berbicara. Sama dengan Qalam, Mutakalliman juga berarti berfirman. Firman Allah terwujud melalui kitab-kitab suci yang diturunkan melalui para nabi.
Sifat-Sifat Mustahil bagi Allah
Sifat Mustahil Bagi Allah artinya Sifat Yang Tidak Mungkin ada pada Allah Swt. Sifat Mustahil Allah merupakan Lawan Kata/Kebalikan dari Sifat Wajib Allah Berikut dibawah ini adalah 20 sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT:
1. ‘Adam — ﻋﺪﻡ
artinya tiada (bisa mati)
2. Huduth — ﺣﺪﻭﺙ
artinya baharu (bisa di perbaharui)
3. Fana’ — ﻓﻨﺎﺀ
artinya binasa (tidak kekal / bisa mati)
4. Mumathalatuhu Lilhawadith — ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
artinya menyerupai akan makhlukNya.
5. Qiyamuhu Bighayrih — ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
artinya berdiri dengan yang lain (ada kerjasama)
6. Ta’addud — ﺗﻌﺪﺩ
artinya berbilang — bilang / banyak (lebih dari satu).
7. ‘Ajz — ﻋﺟﺰ
artinya lemah (tidak kuat).
8. Karahah — ﻛﺮﺍﻫﻪ
artinya terpaksa (bisa di paksa) / Tertegah (tidak bisa menentukan).
9. Jahlun — ﺟﻬﻞ
artinya jahil (bodoh).
10. Maut — ﺍﻟﻤﻮﺕ
artinya mati (bisa mati).
11. Syamam — ﺍﻟﺻمم
artinya tuli.
12. ‘Umyu — ﺍﻟﻌﻤﻲ
artinya buta.
13. Bukmu — ﺍﻟﺑﻜﻢ
artinya bisu.
14. Kaunuhu ‘Ajizan — ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
artinya Keadaannya yang Lemah.
15. Kaunuhu Karihan — ﻛﻮﻧﻪ مكرها
artinya Keadaannya yang Terpaksa.
16. Kaunuhu Jahilan — ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
artinya Keadaannya yang Bodoh.
17. Kaunuhu Mayyitan — ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
artinya Keadaannya yang Mati.
18. Kaunuhu Asam — ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
artinya Keadaanya yang Tuli.
19. Kaunuhu A’ma — ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
artinya Keadaannya yang Buta.
20. Kaunuhu Abkam — ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
artinya Keadaannya yang Bisu.
Sekian Artikel tentang 20 Sifat Wajib bagi Allah beserta sifat Mustahil nya, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi kita semua.