Seperti suatu peribahasa yang mengatakan bahwa tangan yang diatas lebih baik daripada tangan yang dibawah, pun hadits juga menerangkan demikian. Sedekah, perbuatan yang mampu mendatangkan keutamaan, menolak ketidakbaikan, yang mampu mendamaikan, dan menguatkan ukhuwah. Sedekah pada umumnya hanya diidentikkan dengan materi atau uang yang jelas ada rupa barangnya. Lantas bagaimana jika seseorang belum cukup memiliki harta benda untuk disedekahkan, apakah orang tersebut tidak bisa bersedekah dan tidak bisa merasakan keutamaan bersedekah? Jawabannya, tidak. Allah Subhanahu wata’ala tidak mempersulit makhluk-Nya, dan Dia telah memberikan kemudahan bagi makhluk-Nya yang ingin bersedekah. Lantas bagaimana cara bersedekah selain bersedekah dengan materi? Yuk simak ulasan berikut.
Senyum merupakan hal paling mudah yang bisa dilakukan seseorang, yang mana hal tersebut bisa dinilai sebagai sedekah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah.” (HR. Tirmidzi 1956, ia berkata: “Hasan gharib”. Dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahih At Targhib).
Nah, selain hadits diatas dijelaskan pula hadits berikut, dari Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Tidak akan masuk surga hingga kalian beriman. Dan kalian tidak dikatakan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang jika dilakukan akan membuat kalian saling mencintai? Sebarkan salam diantara kalian.” (HR. Muslim, No.54)
Terdapat pula hadits berikut yang menjelaskan pula tentang keutamaan sedekah, bahwasanya:
“Senyummu ketika berjumpa saudaramu adalah ibadah.” ( HR al-Baihaqi No. 7935)
Senyum seringkali dipandang remeh, dan sekilas lantas hilang, namun hal tersebut mampu menyenangkan hati saudara kita lantas bernilai sedekah. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
“Janganlah engkau meremehkan kebaikan sekecil apapun, walaupun itu berupa cerahnya wajahmu terhadap saudaramu.” (HR. Muslim No. 2626).
Dalam hadits lain juga disebutkan bahwasanya, Jarir bin Abdullah al-Bajali Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:
“Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam tidak pernah melarangku untuk menemui beliau sejak aku masuk Islam, dan beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah memandangku kecuali dalam keadaan tersenyum di hadapanku“(HSR Al-Bukhari (No. 5739) dan Muslim (No. 2475))
Pun juga dijelaskan agar seseorang tidak terlalu membebani dirinya dengan keseriusan, namun tersenyum itu diperlukan untuk membahagiakan. Dalam suatu hadits dijelaskan bahwasanya:
” Janganlah kamu terlalu membebani jiwamu dengan segala keseriusan hidup. Hiburkanlah dirimu dengan hal-hal yang ringan dan lucu kerana jikalau jiwa terus dipaksa memikul beban-beban yang berat, ia akan menjadi keruh.”
( HR Ibnu Majah No. 1130)
Meskipun demikian, tidak diasarankan bagi seorang muslim untuk berlebihan, tertawa berlebihan, dalam suatu hadits disebutkan bahwasanya:
” Tidak pernah sekalipun aku melihat Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam ketawa terbahak-bahak sehingga kelihatan kerongkongnya. Akan tetapi, ketawa baginda adalah dengan tersenyum.”
(HR Al-Bukhari No. 8217)
Sangat sederhana jika kita memang berniat untuk melakukan suatu kebaikan. Bahkan hal kecil saja, Allah memberikan keutamaan. Ikhlas, adalah kunci untuk mengawalinya, dan Allah pasti akan memberikan jalannya.
Wallahu A’lam Bisshawab